Minggu, 09 Maret 2014

dongeng

APA jadinya kalau para tokoh dalam dongeng bisa keluar dan hidup di dunia 'nyata' ini. Kekacauan, tentu saja. Itu yang dialami oleh Mortimer 'Mo' Folchart. Pria ini mempunyai keistimewaan yang justru membuatnya menderita selama sembilan tahun.

Mo seorang Silvertongue. Dongeng yang ia bacakan dengan keras bisa menjadi kenyataan. Para tokohnya pun bisa hadir di dunia ini. Namun hal itu pula yang justru membuat istrinya, Teresa 'Resa' Folchart, terperangkap di dunia dongeng.

Saat itu, Mo membacakan dongeng berjudul 'Little Red Riding Hood' untuk anak balitanya, Meggie. Tiba-tiba para tokoh dalam dongeng tersebut satu per satu muncul di rumahnya, sementara sang istri menghilang.  

Demikian nukilan film berjudul Inkheart. Film ini berdasarkan novel karya seorang Jerman, Claudia Funke. Film dirilis akhir tahun 2008 tersebut baru saya tonton Sabtu, 8 Maret 2014, saat menunggu siaran sepakbola di televisi.   

Saya menyukai cerita-cerita yang penuh fantasi. Namun ada yang membuat film ini saya rasa istimewa. Tokoh-tokoh dongengnya bisa menjadi nyata. Saya menghubungkanya dengan Sophie Amundsen, tokoh dalam Novel Dunia Sophie, karya Jostein Gaarder. Namun, tentu banyak perbedaanya.

Di akhir cerita Dunia Sophie, Sophie akhirnya keluar dari jalinan cerita dan bergabung dengan para tokoh dongeng yang sudah lebih dulu dikenal oleh anak-anak. Dia menjadi abadi. Sementara itu di Inkheart, berakhir bahagia. Mo bisa berkumpul lagi dengan istri dan anaknya.

Ada seorang tokoh dalam Inkheart yang membuat saya terkesan. Dia adalah Fenoglio. Pria tua yang kadang menyebalkan ini adalah pengarang dongeng Inkheart. Berbeda dengan Sophie yang memilih keluar dari cerita, dia malah memilih masuk dalam cerita karanganya sendiri.

"Sometimes the world you create on the page seems more friendly and alive than the world you actually live in," kata Fenoglio kepada Mo sebelum menghilang dalam dongeng.

Sophie yang selalu bertanya-tanya siapa yang telah 'menciptakanya' hingga akhirnya kabur dari dongeng. Jostein Gaarder selalu menganalogikan kelinci yang mencari tahu siapa pesulap yang telah menghadirkannya ke atas panggung.

Tapi apa yang terjadi dengan Fenoglio? Penulis yang mempunyai kekuasaan mutlak menentukan cerita, 'tuhan' dari dongeng yang dia ciptakan justru ingin menjadi bagian dalam dongeng itu. Bagaimana dia mengakhiri ceritanya sendiri?

.:: "If you're ugly, I'm ugly too. In your eyes the sky different blue..." suara Jon Bon Jovi mengalun di speaker kecil berwarna merah muda di Warkop Sinindian, Minggu, 9 Maret 2014 ::.

Tidak ada komentar: