Selasa, 30 Desember 2014

Kami Rindu Juara

Foto: TRIBUNNEWS
INDRA Sjafri memeluk Evan Dimas. Dalam dekapan sang Pelatih, tangisan Kapten Tim Nasional U-19 Indonesia tak langsung terhenti. Indra kemudian mendatangi satu per satu anak asuhanya yang masih tampak gontai di lapangan setelah kekalahan melawan Tim Nasional Australia pada Piala Asis di Myanmar, 12 Oktober 2014.   

Harapan tinggi disematkan kepada para pemain muda itu. Setahun sebelumnya, skuat Garuda Jaya berhasil menjuarai Piala AFF U-19 dengan mengadaskan Vietnam di final. Mereka pun menunjukka permainan yang menawan. Bahkan, permaianan mereka lebih 'dewasa' dibandingkan dengan para seniornya.
 

Namun beban tersebut membuat mereka gagal bersinar pada Piala Asia U-19 2014. Mereka tak bermain lepas. Tiga laga yang mereka harus jalani pada fase grup berakhir kekalahan. Mereka menyerah dari Uzbekistan 1-3 dan kalah dari Australia 0-1. Di pertandingan terakhir, kembali menyerah 1-4 dari Uni Emirat Arab.
 

Sepakbola selalu riuh di Indonesia. Tapi, seperti tahun-tahun sebelumnya, 2014 juga bukan tahun keberuntungan bagi Timmas Indonesia. Pada Asian Games 2014, September lalu, Timnas U-23 sempat memberikan harapan dengan kemenangan beruntun. Namun pada pertandingan ketiga kalah dan saat 16 besar harus mengakui keunggulan Timnas Korea Utara.
 

November 2014, Timnas Senior gagal penuhi target masuk final pada Piala AFF 2014. Kekalahan 0-4 dari Filipina membuat heboh pecinta sepakbola tanah air. Filipina selalu menjadi bulan-bulanan Indonesia, namun beberapa tahun terakhir ini justru Timnas Indonesia selalu kerepotan, bahkan kalah.
 

Namun kekalahan dari Filipina ternyata tak begitu berpengaruh terhadap posisi Indonesia di ranking FIFA. Pada bulan November 2014, Indonesia berada di posisi 157 dunia. Indonesia naik peringkat bila melihat posisi di bulan Januari. Di awal tahun ini posisi Indonesia berada di 161 dunia.
 

PSSI sebagai induk sepakbola di Indonesia menjadi sorotan dari kegagalan yang terus menerus ini. Desember 2014, wacana pembekuan PSSI muncul. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berencana untuk membentuk sebuah tim merevitalisasi sistem manajemen dan kebutuhan anggaran dalam sepak bola Indonesia.
 

Entah dimana ujungnya; prestasi atau kian terpuruk. Namun memupuk rasa optimisme itu keniscayaan kalau kita rindu juara.

.:: sumber Tribun Manado, Selasa, 30 Desember 2014 ::.

Tidak ada komentar: