Minggu, 07 November 2010

Gunung Tondano

Gunung Lokon


Syahdan, manusia yang berada di Bumi dengan para dewa di Langit pada zaman dulu masih bisa berhubungan. Gunung Lokon dan Soputan menjadi jalan manusia menuju Langit, begitu juga para dewa ketika akan turun ke Bumi. Namun demikian, manusia dan dewa masih terdapat batas. Tak bisa seenaknya manusia bermain ke Langit.

Tersebutlah seorang manusia bernama Warereh. Rasa ingin tahu membuat Warereh terlihat nakal. Para dewa merasa jengah ketika Warereh terus menerus mengintip kehidupan mereka di atas langit. Mereka merasa ruang pribadi telah diganggu oleh seorang manusia yang tak tahu diadat.
 

Akhirnya Warereh diburu oleh para dewa. Sebaliknya, Warereh pun menjadi marah. Warereh memotong bagian atas Gunung Lokon dengan pedang yang sangat besar. Bagian atas tersebut dia simpan di daerah Tonsea sehingga muncullah Gunung Klabat. Dia juga memotong Gunung Soputan dan melemparkan bagian terpotong tersebut ke lauatan di Wenang sehingga munculan Manado Tua. 

Sepenggal kisah tersebut dicatat oleh Pendeta N Graafland yang melakukan tugas pekabaran Injil di Minahasa pada tahun 1850-an. Legenda tersebut tumbuh di masyarakat Minahasa pada saat itu. Namun kini, semakin jarang 'keturunan Toar-Lumimuut' mengisahkan hal tersebut.
 

Dibalik cerita tersebut, ternyata di Minahasa tersebut terdapat sebuah gunung yang besar. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pos Pengamatan Gunung Lokon, Farid Ruskanda Bina saat dijumpai di ruang kerjanya yang berada di Kelurahan Kakasakasen, Kota Tomohon. Saat itu Gunung Merapi di Jogyakarta sedang memuntahkan energi dari bawah perutnya.
 

Farid menunjukkan citra satelit wilayah Sulawesi Utara. Dari foto tersebut tampak jelas kontur sebuah gunung yang hampir meliputi wilayah Minahasa keseluruhan. "Kami menyebut gunung tersebut dengan nama Gunung Tondano, karena memang belum tercata apa nama gunung tersebut," ujar Farid.
 

Gunung tersebut sudah tidak aktif lagi. Namun, kata pria yang mempunyai kumis seperti Andy Malarangeng ini, ribuan atau puluhan ribuan tahun yang lalu, gunung tersebut beberapa kali meletus dengan kekuatan yang besar.
 

"Sisa letusan yang terjadi ribuan tahun yang silam dapat dilihat jelas di daerah Pantai Bentenan yang berada di Kabuapten Minahasa Tenggara. Di situ banyak bebatuan besar yang hasil letusan. Warnanya yang berbeda jelas antara krem tua dan lebih muda menunjukkan ledakan yang berbeda," jelas Farid.
 

Ledakan tersebut dipastikan menghasilkan kaldera yang sangat besar. Danau Tondano yang luasnya mencapai 4.680 hektare hanyalah bagian kecil dari Kaldera tersebut. Farid pun mengungkapkan, ternyata Gunung Soputan, Lokon, Manimporok atau Mahawu kemungkinan hanyalah berada di rim atau pinggiran kaldera tersebut. Sementara Gunung Klabat bukan bagian dari Gunung Tondano tersebut.
 

Dengan demikian, beberapa daerah di Minahasa seperti Kota Tomohon dan Tondano ternyata berada di sekitar Kaldera Gunung Tondano.
 

Entah, apakah ada hubungan antara Gunung Tandano dan legenda Warereh. Sehingga orang jaman dulu, menganggap Gunung Lokon dan Soputan merupakan tangga menuju Langit lantaran keberdaaan gunung yang tinggi tersebut. ***

Tidak ada komentar: