DRAMA itu tersaji di Camp Nou, Barcelona, 26 Mei 1999. Presiden UEFA
Lennart Johansson sudah meninggalkan tempat duduknya. Namun saat dia
melewati lorong stadion dan pluit terakhir ditiup Pierluigi Collina, dia
tertegun melihat lapangan kebanggan warga Katalan itu.
"Saya tak memercayainya. Pemenang menangis dan yang kalah menari," kata Presiden UEFA kurun 1990-2007 asal Swedia ini.
Sampai
menit ke 90, Piala Champions sudah berada di genggaman Bayern Munich.
Bahkan, pialanya pun telah berhiaskan pita die Rotten. Namun petaka itu
terjadi hanya dalam kurun dua menit saja.
Dua pemain
pengganti dari Manchester United, Teddy Sheringham dan Ole Gunnar
Solkjaer membuat pemain belakang die Roten, Samuel Kouffour menangis.
Skor berubah di tambahan waktu, 2-1. MU menjadi klub Inggris pertama
setelah 14 tahun puasa gelar di Liga Champions.
Setelah itu, MU kembali mendapatkan Piala FA dan Piala Eropa. Treble Winners! Dan, Alex Ferguson kemudian mendapatkan gelar kesatrianya.
Keajaiban
kadang datang satu kali. Tapi, mengharapkannya kembali juga gratis,
kan? "Bukan hal mustahil tahun 1999 terjadi lagi," ujar Ady Imban, ketua
klub penggemar MU di Kotamobagu setelah hasil pengundian perempat final
Piala Champions, Jumat, 21 Maret 2014.
Ya, MU
saat ini seperti macan ompong. Lolos perempat final bisa jadi keajaiban
juga. Kalah dua kosong dari Olyampiacos di leg pertama, berhasil
dibalikkan oleh hattrick Robin van Persie di leg kedua. Namun hasil
undian ternyata MU harus berhadapan dengan Bayern Munich.
Berbeda
dengan MU, kondisi di tim besutan Pep Guardiola sedang panas-panasnya.
Mereka superior. Die Roten bisa menjadi juara Liga Jerman tercepat musim
ini. Philip Lahm dkk, berselisih 23 poin dengan pesaing terdekatnya
Borussia Dortmund. Mia san mia.
Sembilan kali MU
dan Bayern Munich bertemu di Liga Champions. Dari sembilan pertemuan,
empat laga di antaranya berakhir imbang. Sisanya, Munich lebih unggul
dibandingnkan Menchester. Munich tiga kali dan MU dua kali.
Namun,
final Piala Champion 1999 memberi pesan bagi saya untuk tak
meninggalkan kursi sebelum pluit terakhir berbunyi. Jangan pernah
matikan televisi karena tak tega melihat tim kesayangan kalah. Semuanya
bisa terjadi sebelum waktu berakhir.
Wassalam....
.:: lagi-lagi tentang MU, sementara hati meratapi kekalahan setengah losin Arsenal dari Chelsea, 23 Maret 2014 ::.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar