APA jadinya kalau para tokoh dalam dongeng bisa keluar dan hidup di
dunia 'nyata' ini. Kekacauan, tentu saja. Itu yang dialami oleh Mortimer
'Mo' Folchart. Pria ini mempunyai keistimewaan yang justru membuatnya
menderita selama sembilan tahun.
Mo seorang Silvertongue.
Dongeng yang ia bacakan dengan keras bisa menjadi kenyataan. Para
tokohnya pun bisa hadir di dunia ini. Namun hal itu pula yang justru
membuat istrinya, Teresa 'Resa' Folchart, terperangkap di dunia dongeng.
Saat
itu, Mo membacakan dongeng berjudul 'Little Red Riding Hood' untuk anak
balitanya, Meggie. Tiba-tiba para tokoh dalam dongeng tersebut satu per
satu muncul di rumahnya, sementara sang istri menghilang.
Demikian
nukilan film berjudul Inkheart. Film ini berdasarkan novel karya
seorang Jerman, Claudia Funke. Film dirilis akhir tahun 2008 tersebut
baru saya tonton Sabtu, 8 Maret 2014, saat menunggu siaran sepakbola di
televisi.
Saya menyukai cerita-cerita yang penuh
fantasi. Namun ada yang membuat film ini saya rasa istimewa. Tokoh-tokoh
dongengnya bisa menjadi nyata. Saya menghubungkanya dengan Sophie
Amundsen, tokoh dalam Novel Dunia Sophie, karya Jostein Gaarder. Namun,
tentu banyak perbedaanya.
Di akhir cerita Dunia Sophie,
Sophie akhirnya keluar dari jalinan cerita dan bergabung dengan para
tokoh dongeng yang sudah lebih dulu dikenal oleh anak-anak. Dia menjadi
abadi. Sementara itu di Inkheart, berakhir bahagia. Mo bisa berkumpul
lagi dengan istri dan anaknya.
Ada seorang tokoh dalam
Inkheart yang membuat saya terkesan. Dia adalah Fenoglio. Pria tua yang
kadang menyebalkan ini adalah pengarang dongeng Inkheart. Berbeda dengan
Sophie yang memilih keluar dari cerita, dia malah memilih masuk dalam
cerita karanganya sendiri.
"Sometimes the world you create on the page seems more friendly and alive than the world you actually live in," kata Fenoglio kepada Mo sebelum menghilang dalam dongeng.
Sophie
yang selalu bertanya-tanya siapa yang telah 'menciptakanya' hingga
akhirnya kabur dari dongeng. Jostein Gaarder selalu menganalogikan
kelinci yang mencari tahu siapa pesulap yang telah menghadirkannya ke
atas panggung.
Tapi apa yang terjadi dengan Fenoglio?
Penulis yang mempunyai kekuasaan mutlak menentukan cerita, 'tuhan' dari
dongeng yang dia ciptakan justru ingin menjadi bagian dalam dongeng itu.
Bagaimana dia mengakhiri ceritanya sendiri?
.:: "If
you're ugly, I'm ugly too. In your eyes the sky different blue..." suara
Jon Bon Jovi mengalun di speaker kecil berwarna merah muda di Warkop
Sinindian, Minggu, 9 Maret 2014 ::.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar